tentang ingatan yang kemarin
ini kita, yang kemarin bertemu, tanpa sengaja kita yang kemarin mengelilingi kota iya, berdua bersama. kau dan aku ini aku, si bodoh yang tidak pernah bosan menunggu mu ntah kabar, atau bahkan kedatangan mu itu kamu, yang senantiasa tanpa izin berkecamuk di kepala ku " 5 menit lagi aku berangkat ya " ujar nya lewat telepon " iya, awas saja sampai bohong lagi. Maka akan ku patahkan jari-jari tangan mu " " tidak apa, biar nanti kalau aku dirawat, maka kamu yang akan mengurusku " " ih urus saja dirimu sendiri, katanya kamu itu serba bisa, kenapa jadi menyuruhku mengurusmu. Sudah sana berangkat, aku hampir berlumut nih nunggu kamu " " iya sayang " " oke kuda putih, mari kita jemput tuan putri " (candanya yang membuat ku yang seharusnya kesal, malah jadi tertawa) iya begitulah kami sebentar bertengkar, sebentar akur ia yang paling bisa membuat ku kesal, tapi ia juga yang paling pandai membuat ku tertawa tidak pernah sekalipun te